ISU KEBERAGAMAN ANTARA KEPENTINGAN KAMPANYE DAN KE-INDONESIA-AN
OLEH : AGUNG SYUHADA
Indonesia dikenal dunia sebagai
bangsa yang majemuk, negara yang terdiri atas beragam suku bangsa, ras, agama
dan budayanya bersatu dalam payung ‘bhinneka tunggal ika’. Perbedaan warna
kulit, pemikiran, persepsi dan artikulasi seharusnya menjadi kekuatan bangsa
kita, persatuan ditengah perbedaan adalah ciri khas Indonesia sejak dahulu. Apa
daya, setiap pergelaran pesta demokrasi 5 tahunan, sentimen ras ini menjadi isu
menarik yang dimainkan begitu masif oleh sekelompok orang. Ada sebagian yang
mengatakan dirinya paling indonesia sebagian lain tidak, adapula yang
mengatakan kulitnya hitam adalah pribumi sedang kulit putih tidak, adapula yang
mengatakan mayoritas adalah ‘pemilik’ negara ini sedang minoritas hanyalah
‘tamu’.
Sesempit itukah ke-indonesia-an kita?
23 September 2018 menjadi hari pertama
kampanye Pemilihan umum dan Pilpres 2019 yang dideklarasikan Bersama oleh
Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) selaku penyelenggara serta para kontenstan dan
para perwakilan partai politik pengusung. Namun, hampir 4 bulan berjalannya
kampanye ini memunculkan pertanyaan, sudahkah publik disungguhi informasi yang
berkualitas terkait pesta demokrasi 17 april mendatang? Sudahkah publik
memahami visi-misi, program dan latar belakang calon? Atau justru selama 4
bulan belakangan ini publik dihadapkan pada informasi-informasi lain yang jauh
dari subtansi pemilu itu sendiri.
Menurut data dari Iklancapres.id melalui situs
resminya membuktikan bahwa keberagaman menjadi salah satu isu yang paling banyak diangkat dimedia sosial. Disatu sisi kemunculan isu itu tidaklah membawa dampak cenderung akan
baik namun disisi lainnya isu keberagaman ini ditakutkan akan merusak struktur
sosial, fitnah menfitnah serta provokasi. Tidak kita pungkiri bahwa masa-masa
kampanye ini banyak cara yang dilakukan kedua kontestan untuk menarik simpati
publik dengan berbagai cara, memunculkan isu-isu sensitif sebaiknya tidak
dilakukan demi keutuhan bangsa dan negara kita.
Penulis setuju jika isu sensitif yang
diangkat tersebut bersifat subtasial, artinya isu yang diangkat tersebut tidak
hanya digunakan untuk kepentingan tertentu tapi lebih kepada mencari solusi
terhadap permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, ketimpangan dan kesenjangan.
Apalagi kita menyadari bahwa Indonesia ini terdiri atas beragam suku bangsa
yang memiliki ciri khas tertentu, memanfaatkan kaum mayoritas untuk kepentingan
politik adalah kemunafikan apalagi mengarah kepolitik identitas.
Pengorengan isu-isu keberagaman
tersebut harus memiliki rambu-rambu dan tata krama kebangsaan. Jangan sampai
karena masa kampanye isu-isu yang dimainkan justru melukai hati saudara-saudara
kita yang lain, seperti yang berkembang ditengah masyarakat yaitu‘anti china/tionghoa’. dari amatan
penulis dikomunitas, deskriminasi semacam ini telah menimbulkan kecurigaan dan
berprasangka ditengah tengah anak bangsa. Saat kita Telusuri kebelakang asal
dan usul deskriminasi tersebut hanyalah ada tuduhan dan isu-isu yang dimainkan
oleh sekelompok orang. Apalagi pasca ramai-ramainya kasus penghinaan terhadap
Al-Quran yang dilakukan oleh mantan gubernur DKI Jakarta, kasus tersebut menggiring
persepsi publik tentang leadership dan kredibilitas personal kepada kontestasi
isu dan etnis keagamaan. Isu etnis menjadi buah bibir dikalangan masyarakat dan
menjadi bahan pembicaraan panas di
kedai-kedai kopi, tempat ibadah bahkan ke sekolah-sekolah menariknya lagi
perbincangan hangat itu tidak hanya terjadi diibukota namun sampai ke pelosok
tanah air.
Diera pesatnya perkembangan tekhnologi
informasi yang menggerakkan literasi digital tetapi tidak diikuti oleh literasi
moral memperparah kondisi bangsa kita. Seharusnya dimasa kampanye, pasangan
calon yang sedang ‘bertanding’ ini
yang sedang ‘mencuri’ hati rakyat
seharusnya mengedepankan politik atau kaidah kampanye yang sehat, KPU RI disaat
deklarasi kampanye damai telah menyatakan bahwa masa kampanye harus digunakan
untuk menyampaikan visi-misi serta program bukannya menggoreng isu-isu yang
merobek-robek struktur sosial dan keberagaman bangsa kita. Apalagi menurut
penelitian tidak ada darah asli dinusantara ini, semua kita adalah pendatang
dan semua kita yang hidup dibumi khatulistiwa ini adalah Indonesia.
Ayolah mencerdaskan bangsa sendiri, Indonesia
ini terlalu mahal untuk dipertaruhkan demi sekadar kepentingan segelintir
kalangan. Dengan berkampanye secara sehat berarti kita telah menunaikan
tanggung jawab moril kepada bangsa ini. Kepada pasangan calon presiden dan
wakil presiden serta tim suksesnya, rakyat menunggu program-program yang
mungkin belum terdengar ditelinga kami.
Ayo
kesini, temui kami
Jangan
cuma cari sensasi!
#RakyatCerdasMemilih
Casino Kings Slots Online | Slot Game - JTHub
BalasHapusGet the full 부산광역 출장샵 experience 아산 출장안마 of a Vegas-style gaming experience with JT Games, the leader in online slot games. Play 안산 출장샵 your favorite 김포 출장샵 online slots 춘천 출장안마 at JT Slots now!